burung tiba tiba mati
Perihalyang dapat menyebabkan burung mati mendadak. Stroke akibat panas. Udara sekitar yang kurang baik "polusi". Stress yang over. Memakan serangga beracun. Pemberian pakan yang tak sewajarnya. Memakan buah mengandung racun atau pestisida. Stroke akibat panas.
Ribuanburung pipit di pepohonan tiba-tiba mati dan berserakan di tanah. Fenomena itu terjadi di areal kuburan Banjar Sema, Desa Pering, Blahbatuh, Gianyar. Bau tak sedap pun terasa menyengat dari bangkai burung berserakan itu. Untuk mengantisipasi agar bau tak sedap semakin menyebar, warga kemudian bergotong royong menguburkan ribuan burung
Mein Mann Flirtet Ständig Mit Anderen Frauen. Satu kejadian yang aneh dan luar biasa berlaku di Bali, Indonesia hingga mengejutkan penduduknya apabila ribuan burung jatuh dari langit secara tiba-tiba di kawasan tanah perkuburan di Banjar Sema Pring, Bali hingga mencetuskan pelbagai tanda-tanya. Kadek Sutika, salah seorang penduduk yang menyaksikan kejadian tersebut ketika dalam perjalanan menuju ke rumah kawannya berkata sebuah kawasan tanah perkuburan di Banjar Sema Pring, Bali “Saya lihat di kawasan kubur, ramai budak kecil dah ambil burung-burung tu. Saya lihat ada banyak burung kat bawah pokok, ada yang mati, ada yang masih hidup. “Banyak sekali yang jatuh dan mati, dan jumlahnya lebih seribu,”- ujarnya Menurut Kadek, dalam lima hari sebelumnya, burung-burung itu sering dilihat bertenggek atas pokok asam berhampiran tanah perkuburan tersebut. Tambahnya lagi, dia tidak tahu dari mana datang burung-burung yang banyak Jabatan Kesihatan Haiwan Wilayah Gianyar, Made Santiarka mengesahkan spesies burung-burung itu adalah burung pipit. Beberapa ekor burung yang mati akan dibawa ke makmal untuk dikaji sebagai sampel, diagnosis dan siasatan lanjut. Menurut pendapatnya, Made Santiarka beranggapan kejadian aneh tersebut berlaku kemungkinan disebabkan faktor cuaca yang ekstrim seperti hujan dan angin kencang yang terjadi kerana peralihan musim kemarau ke musim hujan. Burung-burung ini mungkin tidak mampu bertahan dan akhirnya jatuh kerana lemah dan ada yang mati. Tambahnya lagi, hujan yang lebat dan tekanan udara yang rendah menyebabkan burung ini enggan lari, dan sebaliknya cuba bertahan dalam keadaan basah kuyub, kemudian sakit dan akhirnya mati. Meskipun terdapat ramai burung-burung yang jatuh dan mati, namun didapati masih ada beberapa burung yang terselamat dan dapat bertahan dan bertenaga semula selepas mendapat sinaran matahari. Beredar video ratusan burung pipit berjatuhan di Bali pada Kamis 9/9/2021. BKSDA menanggapi fenomena tersebut dan menyebutkan bahwa hal itu baru pertama kali terjadi – VideoKompas — kompascom September 10, 2021 Menurut Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam Bali, punca sebenarnya yang menyebabkan fenomena aneh burung-burung jatuh itu masih belum dapat dipastikan sepenuhnya dan masih dalam siasatan dan kajian. Kredit Kompas
Hanya dua hal yang bisa membuat Maridep berbicara panjang lebar. Menyangkut dua hal itu kata-kata darinya serupa biji-biji kopi yang terlalu matang, digerakkan sedikit saja langsung jatuh berguguran. PERTAMA, ia akan sanggup meladeni siapa pun bila perlu selama tujuh hari tujuh malam untuk membicarakan tentang ilmu kesaktian. Kedua, ia akan dengan semangat membicarakan segala hal yang telah lalu. Dan siapa pun tidak ada yang sanggup menghentikannya ketika ia berbicara tentang orang-orang sakti di masa lalunya. Hanya ketika membicarakan dua hal itulah ia terlihat hidup. Jika di rumah hanya ada dia bersama anak dan istrinya, ia akan duduk di berugak, bersandar di tiang, dan memandang jauh ke depan dengan tatapan kosong. Ia terlihat seperti menunggu sesuatu terjadi dan ia akan bisa memulai bercerita tentang sesuatu itu. Malam ini, setelah menuntaskan makan malam, mereka bertiga duduk di berugak. Maridep seperti biasa bersandar di tiang dan menghadap halaman rumahnya. Dari dahan pohon jambu di belakang rumahnya, terdengar bunyi berisik ayam-ayam berebut dahan tempat tidur. Di kejauhan terdengar suara orang berteriak. Tidak jelas siapa yang berteriak. Mungkin ada orang berkelahi seperti dugaan istrinya, Gecinep, atau mungkin juga ada orang yang meninggal keluarganya seperti dugaan anaknya, Sekerto. Mereka berdua tidak tahu sama sekali apa dugaan Maridep tentang hal itu. Maridep hanya duduk, bersandar di tiang. Terdengar suara lolongan anjing dari puncak Mur Monjet. Gecinep berkata, ”Ada jin lewat.” Ia bersemangat dan sangat berharap Maridep akan menanggapi, tetapi tidak sama sekali. ”Arwah orang yang mati itu mungkin,” kata Sekerto. Maridep tetap diam. Mendadak suara lolongan anjing itu lenyap. Suasana menjadi sepi. Senyap. Hanya jari-jari Sekerto yang mengetuk-ngetuk lasah. Tiba-tiba ada yang jatuh di halaman, persis di depan Maridep. Ia terkesiap seperti terbangun dari tidur yang sangat panjang. Begitu saja ia turun menuju halaman, di situlah, tergeletak tepat di depannya bangkai seekor burung. Berwarna hitam. Ia mengangkat bangkai burung itu dan membawanya ke berugak, mendekatkannya ke lampu teplok, memerika, apakah ada luka tembak atau apa pun. Tidak ada. Mati tanpa ada tanda-tanda penyebabnya sedikit pun. Lalu ia kembali ke tempat ia memungut bangkai burung itu, mendongak, mencari tempat burung itu berada sebelumnya, tetapi tidak ada apa-apa, tidak ada dahan pohon. Seolah bukan rumahnya sendiri, ia mengedarkan pandangan ke sekeliling, dan yang ada hanya pohon jambu di belakang rumahnya. Tidak mungkin burung ini dari sana, katanya pelan. Istri dan anaknya memandang tegang. Gelagat Maridep membuat mereka takut. Mereka merasa tengah menerima kiriman sihir dari orang selaq yang mungkin saja ingin membinasakan mereka. Sekerto masih berusaha menghubungkan beberapa hal itu orang yang berteriak, lolongan anjing, dan kemudian burung yang jatuh di halaman mereka, dan sampailah ia pada sebuah kesimpulan, Maridep harus mengubur burung itu secepatnya karena sesuatu yang buruk pasti melekat di helai-helai burung itu. Ia hendak menyampaikan kesimpulan yang sangat ia yakini kebenarannya itu, tetapi Maridep lebih dulu bersuara. ”Kiriman arwah kakekmu,” kata Maridep kepada Sekerto. ”Arwah ayah yang kirim,” katanya kepada Gecinep. Gecinep menampakkan wajah bingung. Wajahnya yang tegang sekarang tampak kosong. Mertuanya telah meninggal bertahun-tahun lalu. Celurit menancap di kepalanya. Beberapa orang menduga ia ditetak oleh penunggu hutan karena ia menebang pohon yang berpenunggu. Salah seorang dukun yang dipercaya mengetahui tentang apa pun yang terjadi di dunia ini berkata ia dibunuh oleh dirinya sendiri. Sedang beberapa cerita lain menyebutkan ia telah dibunuh oleh seseorang yang ingin merebut lahan miliknya. Maridep sendiri diam-diam percaya ayahnya tidak mati. Ia yakin suatu hari ayahnya akan muncul di tempat yang tidak diduga-duga tanpa ada bekas luka sedikit pun di kepalanya. Kepercayaan itu masih terus hidup dalam diri Maridep. Ia sering kali duduk di berugak, hingga tengah malam, dan merasa ayahnya akan pulang. Ia sering kali menyiapkan tuak dan makanan yang enak-enak di berugak semata-mata untuk ayahnya. Namun ayahnya tak kunjung menampakkan diri. Kemudian, seorang diri, ia akan menghabiskan tuak dan makanan-makanan enak itu hingga ia benar-benar mabuk. Ketika mabuk pun, ia tidak banyak berbicara. Saat tiba-tiba seekor burung yang telah mati jatuh begitu saja di halaman rumahnya, seperti sebongkah batu, Maridep benar-benar merasakan kehadiran ayahnya. Ia memeriksa bangkai burung itu, mencari bekas luka, sengatan, atau bekas peluru, tetapi tidak ada apa pun. Ia memeriksa paruhnya, mengendusnya, mungkin saja burung itu memakan serangga mematikan, tetapi tidak ada tanda-tanda sedikit pun. ”Kakekmu orang sakti,” kata Maridep kepada anaknya. Sekerto tidak menanggapi, bingung harus berkata apa. ”Dulu dia sering pergi taruhan burung dara, dan tiba-tiba ada saja burung dara yang jatuh di rumah. Semuanya sudah mati,” lanjut Maridep. Gecinep ingin bicara, tetapi Maridep mendahului. ”Dulu pas saya kecil, saya ndak pernah susah masalah makan. Ayah saja yang pergi cari makan. Tiba-tiba ada yang jatuh. Gini dah.” Ia menjulurkan bangkai burung itu ke anaknya, tetapi saat anaknya hendak mengambil burung itu ia menarik tangannya dan memeriksa burung itu lagi. ”Benar dah. Dia yang kirim burung ini. Saya tahu, dia orang sakti, dia ndak mungkin dibunuh. Saya sudah tahu. Saya kasih tahu orang-orang itu dulu. Mereka ndak percaya. Bukan ayah saya yang mati itu. Dia ndak mungkin bisa dibunuh. Sama siapa pun. Boro-boro, dangkong, atau siapa pun.” Ia mengoceh. Gecinep dan Sekerto diam. Mereka tahu, Maridep tidak akan bisa dihentikan. Terdengar lolongan anjing lagi dari Mur Monjet. Sekarang terdengar seperti dua ekor anjing. Gecinep memiringkan kepalanya, dengan begitu ia bisa mendengar dengan lebih baik. Sekerto juga melakukan hal yang sama. Maridep masih memeriksa bangkai burung yang ada di tangannya. Mulutnya celimutan. Tidak ada yang tahu apa yang ia rapalkan. Apakah ia membaca mantra, membisikkan pertanyaan kepada burung itu di mana ayahnya berada, atau hal-hal lain yang hanya dirinya yang tahu. ”Tunggu di sini. Saya mau cari ayahmu.” Maridep berkata tiba-tiba. Gecinep berusaha menghentikan. ”Dia sudah lama mati. Jelas-jelas dia yang mati itu. Burung itu mungkin makan belalang beracun tadi. Diam-diam di rumah.” Ia setengah membentak. Sekerto juga berusaha menghentikan ayahnya dengan mengulangi kata-kata ibunya. Sekerto belum lahir ketika kakeknya meninggal, tetapi ia berkata tentang kematian kakeknya seolah-olah ia telah lahir saat itu dan ikut mengusung bangkai kakeknya dari hutan, dengan celurit masih menancap di kepalanya, dan hanya dibungkus dengan terpal lusuh. ”Dia ada di sekitar sini. Dia sakti, dia ndak bisa mati.” Maridep masuk ke rumah, masih memegangi bangkai burung, dan keluar membawa keris. ”Keris ini berbunyi kalau ada pemiliknya di dekatnya. Ayah saya punya keris ini.” Ia menyodorkan keris yang telah diselimuti sarang laba-laba dan tampak dibalut debu tebal. Ia terbatuk-batuk sebentar dan kembali berkata, ”Saya mau cari ayah saya. Dia belum mati. Pasti.” Gecinep terus berusaha menghentikan Maridep. Sekerto juga terus berusaha membantu ibunya. Sekerto diam-diam takut ayahnya akan mengalami hal yang sama sebagaimana yang menimpa kakeknya. Namun kata-kata penuh kecemasan yang mereka lontarkan tidak digubris. Maridep terus berkata tentang betapa sakti ayahnya di masa lalu seolah-olah kata-kata keluar sendiri dari kepalanya, tanpa bisa ia tahan. ”Diam di rumah,” Gecinep membentak. Ia juga takut akan terjadi hal serupa kepada suaminya. Namun Maridep bersikukuh. ”Ini tanda ayah masih hidup,” katanya sambil menjulurkan bangkai burung di tangan kirinya. Dua helai bulu burung terlepas dan melayang jatuh. Pada saat Maridep hendak pergi, tiba-tiba terdengar sesuatu jatuh di halaman. Tiga beruntun. Gecinep cepat turun dari berugak. Sekerto juga. Ia bahkan meloncat dan mendahului Maridep. ”Ada tiga ekor bangkai burung,” kata Sekerto. Maridep berdiri di dekatnya. Sekerto menyerahkan tiga bangkai burung itu dan mendongak, mencari asal muasalnya, tetapi tidak ada petunjuk apa pun. Hanya ada bintang berkelip-kelip. ”Dia sudah yang kirim burung ini. Saya tahu. Tunggu di rumah, saya mau cari dia,” ujar Maridep. Tiba-tiba ada yang jatuh lagi. Ngerapak. Banyak. Persis di samping mereka. Berkat sinar lampu dari berugak, Sekerto bisa melihat di sekelilingnya berserakan sesuatu berwarna hitam. Seperti bongkah-bongkah batu. Bangkai-bangkai burung. Gecinep yang tidak ikut ke halaman, melainkan hanya berdiri di dekat berugak, langsung menjerit. Ketakutan. Dari mana datangnya, teriaknya. Mungkin karena mendengar jeritannya, dari puncak Mur Monjet terdengar lolongan anjing. Maridep menunduk, mengumpulkan bangkai-bangkai burung itu. Sekerto juga membantu. Selama memungut itu, Maridep terus berkata kalau ayahnya sangat sakti, dan tidak akan bisa dibunuh oleh siapa pun, bahkan oleh dirinya sendiri. Sedang Gecinep, melihat tangan anak dan suaminya telah penuh, ia cepat mengambil bakul besar dan melemparkannya ke halaman. Ia tidak berani keluar dari naungan atap, seolah bangkai burung akan membuat kepalanya bocor. Belum seluruhnya dipungut, bangkai burung yang baru berjatuhan lagi. Kali ini lebih banyak. Seperti hujan. Maridep berteriak menyuruh anaknya segera ke berugak. Sekerto melepas bangkai-bangkai burung di tangannya dan berlari. Maridep mendongak dan tidak ada lagi bintang-bintang. Langit gelap pekat. Bangkai burung berjatuhan dari tempat yang tidak ia ketahui. Lolongan anjing masih terdengar. Jauh. Dekat. Jauh. Dekat. ”Dari mana bangkai burung ini?” Sekerto ketakutan. Suaranya bergetar. ”Ya, dari mana?” Gecinep tidak kalah takutnya. Ia bahkan menangis. Sementara mereka bertanya, di atap berugak, atap rumah, terdengar suara berisik bangkai burung yang berjatuhan seperti bongkahan batu ditumpahkan dari langit. Maridep melihat ke halaman, dan sekarang seluruh halamannya dipenuhi bangkai burung. ”Dari mana burung ini?” Sekerto berteriak. Maridep terdiam. Ada kecemasan di wajahnya. Di tangan kirinya masih ada seekor bangkai burung. ”Dari mana?” Gecinep bertanya lagi. Mendesak. Membentak. Namun Maridep tetap tidak berbicara. Maridep tetap diam. Untuk kali pertama, ilmu kesaktian dan segala cerita dari masa lalu lenyap dari kepalanya. * - ARIANTO ADIPURWANTO Lahir di Selebung, Lombok Utara, 1 November 1993, tetapi di KTP tertera 31 Desember 1992. Kumpulan cerpennya yang berjudul Bugiali Pustaka Jaya, 2018 masuk 5 besar prosa Kusala Sastra Khatulistiwa tahun 2019.
– Kicau mania yang awalnya bahagia bisa berubah murung akibat burung mati mendadak. Penyebab burung mati tidak diketahui, tapi hal ini sering terjadi dan menimpa sebagian kicau mania di Tanah Air. Apa yang menyebabkan burung tiba-tiba mati? Biasanya kondisi ini diketahui pagi hari saat pemiliknya mau membersihkan kotoran burung dan memberikan pakan. Burung yang semua sehat, tiba-tiba lemas di dasar sangkar, lalu mati mendadak. Ada kemungkinan kematian burung ini karena kurang pahamnya pemilik kalau burung tersebut sedang sakit. Memang, sekilas burung terlihat sehat karena masih lincah dan berkicau gacor. Namun, ternyata kotoran burung sudah menunjukkan adanya tanda-tanda terserang penyakit. Baca juga Burung-burung di Australia Mendadak Lumpuh Sampai Disuntik Mati Tidak hanya terlihat dari kotoran saja, kebiasaan Anda sebagai pemilik terkadang bisa membuat burung mati secara mendadak. Kira-kira apa yang menyebabkan burung tiba-tiba mati? Penyebab Burung Mati Mendadak Penyebab Burung Mati Mendadak1. Burung Terlalu Lama Terkena Sinar Matahari2. Makanan Burung Berjamur atau Tercemar3. Burung Keracunan4. Burung Stres5. Dada Burung Tertekan Terlalu Keras6. Burung Mati Tanpa Sebab7. Burung Disengat Lebah8. Burung Terkena Penyakit Newcastle Disease ND9. Burung Tersedak Pakan10. Burung Terkena Angin KencangPencarian terkait 1. Burung Terlalu Lama Terkena Sinar Matahari Banyak yang menyarankan menjemur burung di pagi hari karena sinarnya belum terlalu panas. Namun, sebagian kicau mania malah mengesampingkan wacana tersebut dan memilih menjemur burung di bawah sinar matahari terlalu lama. Apalagi sinar matahari di siang hari sangat menyengat sehingga membuat burung tidak kuat dan akhirnya mati. Kematian ini terjadi biasanya disebabkan karena burung sedang sakit. Sinar matahari yang masuk ke tubuh terlalu banyak, tapi tak bisa dikeluarkan secara maksimal dalam bentuk keringat, akibatnya burung terkena heat stress dan heat stroke yang menyebabkan kematian. Terlebih saat burung ternyata sedang mengalami infeksi pernapasan atau gangguan kesehatan lainnya, mereka juga rentan mati saat berlama-lama terkena paparan sinar matahari. Cara mencegah burung mati mendadak akibat kepanasan, Anda dapat menjemur burung kurang dari 2 jam. Sebelum pukul burung harus selesai dijemur dan dibawa masuk ke dalam rumah. Paling tidak pindahkan sangkar burung ke tempat yang teduh dan sejuk agar kesehatan burung tidak menurun drastis. 2. Makanan Burung Berjamur atau Tercemar Apa yang masuk ke tubuh burung bisa dijadikan penyebab kematian utama burung. Bisa jadi, pakan yang biasa dimakan sehari-hari sudah berjamur atau tercemar bahan kimia. Sehingga burung tiba-tiba mati tanpa ada riwayat penyakit sama sekali. Pakan utama burung biasanya voer dan biji-bijian. Apabila pakan yang diberikan sudah tidak higienis atau sudah tercemar jamur dan bakteri, maka burung perlahan akan lemas dan mati dalam beberapa jam. Untuk mencegah burung mati mendadak karena makanan, Anda harus selalu membeli pakan burung baru yang masih fresh. Perhatikan pula kemasan pakan tersebut, pastikan kemasan masih utuh dan tidak rusak atau terbuka. Lalu, perhatikan warna voer yang Anda beli. Apabila mengalami perubahan warna pada pakan beberapa hari setelah pembelian, sebaiknya tidak perlu diberikan ke burung. Baca juga 17 Serangga Berbahaya yang Menyebabkan Burung Sakit dan Mati Begitu juga dengan buah-buahan, sayuran, EF, dan lain-lain. Bersihkan dulu buah dan sayur sebelum diberikan ke burung. Jika Anda ingin memberikan jangkrik, sebaiknya berikan jangkrik yang masih segar dan hidup. Kalau kroto sudah berbau busuk, ada baiknya dibuang saja. Jangan memberikan kroto berbau tidak sedap kepada burung karena dapat menimbulkan penyakit di kemudian hari. 3. Burung Keracunan Ternyata kematian mendadak pada burung bisa disebabkan karena keracunan. Racun ini bisa bersumber dari tanaman, serangga, atau bahan kimia lainnya. Sebagai contoh, burung digantang di depan rumah yang dekat dengan tempat pengecatan. Paparan bahan kimia cat terbawa melalui udara kemudian terhirup burung dan akhirnya keracunan. Contoh lain, burung makan serangga sembarangan yang ditemukan di dalam kandang. Serangga tersebut masuk ke kandang secara tak sengaja tapi dianggap lawan dan akhirnya dimakan. Padahal, serangga tersebut beracun atau mengandung toksik. Alhasil burung akan mutah, dan mati mendadak. Cara mencegahnya, burung bisa ditempatkan di lokasi yang bersih dalam artian tidak berpolusi, sejuk, dan tidak panas. Jauhkan pula burung dari asap kendaraan, asap rokok, dapur, lubang angin, AC, gas menyengat, pembakaran sampah, dan lain-lain. Kalau bisa burung dikerodong saat sedang istirahat. Waktunya bebas, tapi lebih baik burung dikerodong saat siang dan malam hari. 4. Burung Stres Tahukah Anda apa saja yang membuat burung stres? Ternyata banyak sekali penyebabnya, seperti beberapa faktor berikut. Burung diganggu hewan lain. Kalah mental dari burung yang lebih fighter. Burung terlalu sering mendengar suara keras dan bising. Sangkar burung terjatuh. Burung baru dibeli atau baru saja ganti sangkar. Tidak nyaman dengan tempat baru. Sulit beradaptasi terhadap lingkungan. Burung sakit sehingga macet bunyi. Untuk menanggulanginya, Anda dapat memisahkan burung ini dari burung lainnya. Pindahkan burung ke tempat yang sejuk, teduh, dan aman. Baca juga 12 Tips Ganti Sangkar Burung Agar Tidak Stres dan Macet Bunyi Setelah beberapa hari dibuat nyaman, berikan pakan bergizi pada burung. Tambahkan pula beberapa suplemen dan vitamin agar kondisi burung pulih seperti sedia kala. 5. Dada Burung Tertekan Terlalu Keras Menurut Drh Dharmojono, seorang pengasuh konsultasi kesehatan unggas dan burung di majalah Infovet, memegang burung ada tekniknya tersendiri. Jadi tidak asal pegang burung karena ini membahayakan nyawa burung. Burung yang sedang mengalami proses domestikasi mudah meronta-ronta kemudian stres. Lalu, saat burung dalam keadaan eksitasi, frekuensi denyut jantung dan pernapasan akan meningkat. Dalam kondisi tersebut, kalau bisa Anda jangan memegang bagian dada burung terlalu keras. Hal ini karena burung tidak memiliki diafragma sehingga saat burung didekap dadanya maka burung tidak dapat bernapas. Usahakan selalu memegang burung pada bagian kepala, sayap, dan kedua kaki. Tekniknya seperti ini, pegang dari bagian atas burung dan telapak tangan berada di punggung burung. Sementara bagian telunjuk dan jari tengah mengapit bagian leher burung. Perlu diketahui lagi, burung-burung liar atau burung yang sedang meronta suhu tubuhnya cepat sekali meningkat. Pada kondisi ini sebaiknya burung tidak dipegang atau dicengkeram karena dapat membuatnya kesulitan bernapas dan berujung kematian. 6. Burung Mati Tanpa Sebab Ada juga kematian burung yang menjadi tanda tanya besar karena masih misterius alias tidak diketahui penyebabnya. Biasanya kematian burung seperti ini akibat penyakit yang sulit terdeteksi dari pengamatan. Burung Mati Mendadak Beberapa penyakit tersebut di antaranya penyakit hati, infeksi virus, gangguan pencernaan, dan lain-lain. Oleh karena itu, jangan pernah lupa memberikan asupan pakan bergizi dan berbagai multivitamin. Tujuannya tidak serta merta membuat burung gacor, tapi dapat menjaga kesehatan burung dari serangan penyakit. Ini juga bisa membuat daya tahan tubuh burung meningkat dan membuat performa di lapangan menjadi luar biasa. 7. Burung Disengat Lebah Periksa sekitar sangkar, apakah terdapat sarang lebah atau tidak. Sebab, burung yang mati mendadak terkadang bisa jadi baru saja disengah lebah atau tawon. Predator ini tidak mengenal korbannya. Jika mereka melihat ada burung sedang mengonsumsi sesuatu yang manis, misalnya madu, maka lebah bisa menyerangnya. Cara mengatasinya, buat minuman manis yang jauh dari sangkar burung. Minuman ini berisi gula pasir kemudian diberi air. Taruh di wadah dan letakkan jauh dari sangkar. Lebah akan meninggalkan sangkar burung dan memilih mendekati minuman yang manis-manis. 8. Burung Terkena Penyakit Newcastle Disease ND Penyakit Newcastle Disease lebih sering disebut penyakit tetelo. Penyakit ini sangat mematikan karena jika tidak ditangani dengan cepat dapat membuat burung mati mendadak. Penyebabnya karena serang virus NDV. Virus ini merupakan virus RNA berkas tunggal dengan sekuens antisens negatif. Serangan virus ini terjadi tiba-tiba tanpa ada tanda sebelumnya. Bagian tubuh yang diserang biasanya saraf dan menyebabkan burung lumpuh. Cara menangani penyakit tetelo pada burung dengan diberikan obat anti saraf, madu asli, air remasan daun saga, dan obat metabolisme burung. 9. Burung Tersedak Pakan Pakan burung sangat beraneka ragam bentuknya. Terkadang kalau burung diberi pakan dalam ukuran yang besar, maka burung bisa tersedak dan kesulitan bernapas. Kalau burung sudah mengalami masalah ini maka Anda harus segera mengeluarkan pakan tersebut dari tenggorokannya. Caranya dengan menepuk bagian tengkuk burung atau menyedotnya lewat paruh. Sebaiknya cara ini dilakukan oleh ahlinya karena kalau salah dalam proses pengobatan dapat membuat burung kesakitan dan akhirnya mati. Untuk mencegah burung keselek makanan, sebaiknya berikan pakan dalam ukuran kecil. Hal ini memudahkan burung menelan dan tidak membahayakan pencernaannya. 10. Burung Terkena Angin Kencang Jangan pernah menyepelekan angin yang berhempus kencang. Sebab, burung yang terkena angin kencang dapat membuat burung mudah sakit. Penyakitnya bisa akibat virus yang terbawa oleh angin atau cuaca dingin yang menusuk tubuh. Untuk itu disarankan selalu menggunakan kerodong saat angin kencang, cuaca dingin, atau dalam perjalanan. Anda dapat melapisi kerodong hingga dua kali apabila cuaca sangat ekstrem atau terlalu dingin. Demikian beberapa penyabab burung mati mendadak dan cara mencegahnya. Anda sebagai pemilik bisanya cuma menghindari segala sesuatu yang memungkinkan burung meninggal. Namun, kalau Tuhan sudah berkehendak mati, maka cara apapun tidak akan bisa mencegah kematian burung. Baca juga 10 Fakta Menarik Burung Kedasih Si Pembawa Kematian dan Burung Licik Oleh karena itu, berdoa dan sabar merawat burung dengan baik adalah cara yang paling utama untuk dilakukan. Burung mati sudah takdirnya, sehingga tidak perlu terlalu dibawa hati atau sedih berkepanjangan. Kalau tiba-tiba burung Anda mati, sebaiknya segera jauhkan dari burung yang lain karena bisa berpotensi menyebarkan virus berbahaya terhadap burung lain. Anda juga harus segera mengubur burung tersebut karena ditakutkan dapat menularkan penyakit untuk manusia. Jika artikel bermanfaat, jangan lupa bagikan ke teman-teman yang lain, dan tolong cantumkan sumbernya. Terima kasih. Pencarian terkaithttps//burungnya com/penyebab-burung-tiba-tiba-mati-mendadak-dan-cara-mencegahnya/burung Lovebird betina mati mendadak karena apakenapa kutut ganti sangkar kok mati???lovebird mati
Ratusan burung jalak mati di Spanyol. Foto Twitter/Mapi RodriguezBelum lama ini, sebuah fenomena alam aneh terjadi di Spanyol. Sekitar 200 burung tiba-tiba mati dan jatuh dari langit sehingga memicu pihak berwenang di sana melakukan serangkaian burung jalak jatuh bak hujan dan menimpa penduduk yang sedang beraktivitas di Ferrol, barat laut Spanyol, pada 26 November 2021 pukul pagi waktu setempat. Menurut pemberitaan media lokal Spanyol, burung-burung itu juga menabrak mobil kendati sejauh ini tidak ada korban luka manusia yang dilaporkan akibat kejadian aneh tersebut.“Burung-burung itu keluar dari pepohonan di area sekitar Rumah Sakit Juan Cardona, terbang beberapa meter dan jatuh ke trotoar jalan. Bangkai burung yang berserakan telah dibersihkan dan kami sekarang menunggu hasil investigasi,” kata Mapi Rodriguez, presiden asosiasi di Ferrol sebagaimana dikutip ratusan burung yang mati, dua di antaranya dibawa oleh badan lingkungan regional untuk diteliti. Dewan Kota Ferrol juga ikut dalam penyelidikan serupa juga pernah terjadi awal tahun 2021 di dekat Tarragona. Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa ratusan burung yang mati kala itu disebabkan oleh bahan kimia beracun dari pabrik petrokimia di sekitar yang beredar menyebut, ratusan burung jalak di Ferrol mati akibat tersengat listrik. Meski sampai saat ini, kematian pastinya belum diketahui.
burung tiba tiba mati